Rabu, 21 Maret 2012

Gervaise: A Character Study From L'Assommoir

Gervaise adalah seorang wanita biasa dari kalangan kaum pekerja yang hidup di Paris abad 19. Secara fisik wajahnya cantik dan tubuhnya cukup menawan, sehingga disukai kaum pria. Kisah dibuka ketika Gervaise sedang hidup bersama kekasihnya: Lantier. Ternyata setelah memiliki 2 anak, Lantier yang berjanji akan memberikan kehidupan yang lebih baik, malah tenggelam dalam minuman keras dan berselingkuh, lalu meninggalkan Gervaise dalam kemiskinan begitu saja. Gervaise adalah wanita muda yang giat bekerja dan memiliki moral yang baik bila dibandingkan kaum wanita kelas pekerja lainnya. Ia lalu didekati oleh pria bernama Coupaue yang akhirnya menikahinya.

Meski berasal dari kelas pekerja, Gervaise memiliki visi untuk berbisnis sendiri membuka rumah laundry atau yang biasa disebut laundress. Sayangnya penghasilannya sebagai pencuci baju di sebuah laundress dan penghasilan suaminya sebagai tukang atap tak cukup untuk mewujudkan impian itu. Untungnya ada pria tetangga mereka yang bernama Goujet yang bersedia meminjami Gervaise uang. Maka laundress itu pun dibuka, dan dikelola Gervaise dengan baik sehingga sukses. Sayangnya Coupeau menderita kecelakaan dan karena kecewa tak dapat bekerja, ia pun jatuh ke dalam jerat minuman keras. Lantier pun akhirnya tinggal bersama keluarga mereka. Maka keuangan laundress itu pun mulai terkuras.

Wajah Gervaise yang manis


Gervaise sedang bekerja di laundress-nya dalam film

Gervaise adalah potret sesungguhnya kaum pekerja. Meski rajin bekerja, namun sangat sulit untuk dapat menabung uang untuk meningkatkan taraf hidupnya. Kelemahan Gervaise adalah karena ia terlalu baik pada semua orang. Tanpa melihat kemampuannya, ia menerima Lantier dan ibu mertuanya untuk tinggal bersama mereka. Padahal sebagian penghasilan laundress masih harus dipotong untuk membayar hutang pada Goujet. Belum lagi, begitu Gervaise mampu mendirikan bisnis milik sendiri, ia menjadi angkuh dan suka memamerkan kekayaannya. Ketika menyelenggarakan pesta makan malam misalnya, alih-alih memilih hidangan sederhana, ia memilih hidangan dan anggur mewah, meski untuk itu ia harus berhutang dulu.

Rasanya aku sudah sering melihat kehidupan orang-orang macam Gervaise ini, yang entah karena kurang bijaksana, entah karena terlalu lama terpuruk dalam kemiskinan dan lelah bekerja keras, maka begitu mereka sedikit lebih baik, mereka tak dapat mengelola keuangan, sehingga akhirnya mereka pun terpuruk lebih dalam dan tak kunjung dapat mengentaskan diri serta keluarganya ke taraf hidup yang lebih baik.

Sekali lagi, Gervaise hanyalah wanita biasa dan hanya salah satu dari kaum pekerja lainnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar